Viralkan Saja

28/09/2023 3:51 pm

Bank Indonesia Perkirakan Inflasi September 2022 1,09 persen, Harga BBM Pendorong Utama


TEMPO.CO, Jakarta – Bank Indonesia (BI) memperkirakan, inflasi di Indonesia pada September 2022 akan mencapai 1,09 persen secara bulanan. Ini berdasarkan Survei Pemantauan Harga yang telah dilakukan pada pekan ketiga September 2022.

Perkembangan proyeksi inflasi untuk September ini merangkak naik dari hasil Survei Pemantauan Harga BI pada pekan kedua September 2022 yang sebesar 0,77 persen secara bulanan atau month to month (mtm). 

“Perkembangan inflasi sampai dengan minggu ketiga September 2022 diperkirakan inflasi sebesar 1,09 persen,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono melalui keterangan tertulis, Jumat, 16 September 2022.

Komoditas utama penyumbang inflasi September 2022 sampai dengan pekan ketiga yaitu harga bensin sebesar 0,91 persen mtm, angkutan dalam kota sebesar 0,04 persen mtm, angkutan antar kota, telur ayam ras, dan beras masing-masing sebesar 0,02 persen mtm.

“Serta rokok kretek filter dan bahan bakar rumah tangga (BBRT) masing-masing sebesar 0,01 persen mtm,” ujar Erwin.

Sementara itu, komoditas yang deflasi atau mengalami penurunan harga pada periode pekan ketiga September yaitu bawang merah sebesar 0,05 persen mtm, minyak goreng dan cabai merah masing-masing minus 0,03 persen, cabai rawit, daging ayam ras, dan emas perhiasan masing-masing turun 0,02 persen, serta tarif angkutan udara minus 0,01 persen.

Sebagai informasi, realisasi perkembangan harga pada Agustus 2022 malah terjadi deflasi, dari beberapa bulan sebelumnya terus inflasi. Pantauan Badan Pusat Statistik (BPS) di 90 kota menunjukkan terjadi deflasi pada Agustus lalu sebesar 0,21 persen dengan nilai indeks harga konsumen (IHK) sebesar 111,57. Deflasi terjadi di 79 kota dan inflasi terjadi di 11 kota.

“Secara bulanan, ini deflasi terdalam sejak September 2019, saat itu deflasi 0,27 persen,” kata Kepala BPS Margo Yuwono, Kamis, 1 September 2022. 

Sedangkan tingkat inflasi bulan lalu jika dibandingkan dengan Agustus 2021, adalah sebesar 4,69 persen. Pada bulan sebelumnya, Juli, tingkat inflasi tahunan mencapai 4,94 persen, tertinggi sejak Oktober 2015 yang mencapai 6,25 persen. 

Deflasi pada bulan lalu didorong oleh penurunan harga sejumlah kelompok pengeluaran seperti  kelompok makanan, minuman dan tembakau; kelompok transportasi; dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan. Masing-masing sebesar 1,80 persen; 0,08 persen; serta 0,03 persen.

Pada bulan-bulan sebelumnya, kenaikan harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau menyumbang andil utama inflasi pada setiap bulan. Penurunan IHK kelompok tersebut pun beriringan dengan penurunan IHK sekaligus tingkat inflasi bulan lalu.

ARRIJAL RACHMAN | FAISAL JAVIER

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini





Lihat Berita Asli

Leave a Comment