Viralkan Saja

26/09/2023 3:47 am

Menjajal Kuliner Cireng Persib, Ada Kaitannya dengan Maung Bandung?


Bandung

Persib menjadi salah satu klub sepak bola tersukses di Indonesia. Pengaruhnya yang sangat besar bagi wargi Bandung bahkan dapat dilihat dari salah satu kuliner khas Bandung, cireng. Kok bisa?

Cireng Persib atau biasa disebut Cireng Bumbu Persib merupakan salah satu jajanan khas Bandung Raya yang sangat mudah ditemukan di berbagai sudut Kota Bandung. Ternyata, pemberian nama ‘Persib’ dan logo Persib yang tertempel di gerobaknya itu memiliki kisah.

Salah satu pedagang Cireng Bumbu Persib ‘Kang Eots’, Agung (55) menyebut kisah tersebut bermula dari pemilik merek Cireng Persib. Agung sendiri berjualan di Jalan Burangrang No. 15, seberang sekolah Badan Perguruan Indonesia (BPI).



“Ini tuh kan yang punyanya teh penggemar Persib, terus rumahnya dekat Pak Umuh, Umuh Muchtar (Komisaris PT PBB). Makanya pakai lambang Persib,” kata Agung pada detikJabar di lokasi ia berjualan, belum lama ini.

“Gara-gara itu sih setahu saya mah, tapi kurang tahu kalau ada alasan-alasan lainnya,” lanjutnya.

Nama ‘Kang Eots’ yang tertera di gerobak dagangan milik Agung ternyata merupakan panggilan akrab dari sang pemilik merek Cireng Persib. “Ini yang punya Pak Yadi namanya. Kang Eots itu panggilan akrabnya gitu,” tutur pria tiga anak ini.

Agung sendiri berbangga menjadi seorang penggemar klub sepak bola Persib. Sedari dulu, dirinya rajin menonton dan mendukung Maung Bandung langsung dari stadion kala klub sepak bola asal Bandung ini bertanding.

“Iya, dong (penggemar Persib). Sering (nonton ke stadion), cuman sekarang sudah tua sama sering jualan jadi jarang nonton, paling di TV. Dulu tiap Persib main pasti nonton, soalnya dulu jualan kan sampai siang, jadi sore itu bisa nonton sepak bola,” ungkap Agung.

Setiap harinya, Agung berjualan pukul 8 pagi hingga 7 malam. Namun, ia dapat pulang lebih awal jika barang dagangannya sudah habis. “Berangkat jam 8 apa setengah 8 lah, pulangnya sekitar jam 7. Tapi kalau udah habis mah langsung pulang,” ucapnya.

Setiap harinya, ia berjualan di Burangrang. Namun di hari Minggu pagi, ia biasa berjualan di Lapangan Tegallega, baru setelah itu pindah ke Burangrang. Sebungkus cireng bumbu dapat dibeli dengan harga Rp5.000 saja.

“Setiap hari disini jualan mah, kecuali Minggu pagi itu di Tegallega, siangnya jam 12 baru ke sini. Seplastik lima ribu, isi 15 biji. Tapi kalau ada yang peyot gitu ditambahin lagi dua,” pungkas Agung.

(iqk/iqk)



Lihat Berita Asli

Leave a Comment