Faktaseleb- Jepang, sebuah negara dengan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan daya tarik budayanya yang unik, sering kali menjadi tujuan impian bagi banyak orang.
Bekerja di Jepang, dengan standar upah yang tinggi dan lingkungan kerja yang baik, juga menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat Indonesia.
Saat ini, Jepang sedang mengimplementasikan program kerja sama yang diberi nama Japan Internship Program, yang ditujukan bagi mereka yang ingin tinggal dan bekerja di negara Sakura tersebut.
Program ini didukung oleh perusahaan-perusahaan skala kecil hingga menengah yang bekerja sama dengan pemerintah Jepang. Perusahaan-perusahaan tersebut akan menyediakan rumah hunian bagi para pekerja mereka secara gratis atau dengan harga yang jauh lebih murah dari harga pasar.
Program ini bertujuan untuk mendorong para pekerja agar mau menetap secara permanen dan bekerja di Jepang. Seiring dengan krisis sumber daya manusia yang sedang dihadapi oleh Jepang, program ini diharapkan dapat menarik lebih banyak tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan industri dan sektor-sektor lainnya.
Cara mendaftar ke program ini cukup mudah. Calon pekerja hanya perlu mengunjungi situs resmi Pemerintah Jepang, www.meti.go.jp, kemudian mencari Japan Internship Program. Di halaman tersebut, akan terdapat informasi mengenai syarat dan ketentuan serta panduan pendaftaran untuk mengikuti program ini.
Program Japan Internship Program akan terus dibuka setiap tahunnya. Bagi mereka yang tidak bersedia menetap di Jepang, tidak perlu khawatir, karena program ini memberikan pilihan untuk bekerja sementara di negara tersebut. Jepang juga memberikan kesempatan bagi para pelamar yang belum berhasil lolos untuk mendaftar kembali pada tahun berikutnya.
Selain menawarkan rumah gratis melalui Japan Internship Program, Jepang juga memiliki fenomena lain terkait rumah-rumah yang tidak berpenghuni. Meskipun harga properti di Jepang terus melambung, terdapat lebih dari 8 juta rumah kosong dan terbengkalai di seluruh negeri.
Beberapa pemilik rumah bahkan memberikan rumah-rumah tersebut secara cuma-cuma atau dengan harga yang sangat murah, bahkan hanya sekitar $4 atau sekitar Rp86.000. Fenomena ini disebabkan oleh penurunan populasi yang signifikan di Jepang, serta pergeseran preferensi masyarakat yang lebih cenderung memilih rumah baru daripada rumah bekas.
Pemerintah daerah di Jepang juga memberikan insentif dan subsidi menarik untuk merobohkan dan membangun kembali rumah-rumah terbengkalai tersebut.
Hal ini merupakan upaya untuk mengatasi jumlah rumah kosong yang semakin bertambah. Warga negara asing juga diperbolehkan untuk membeli properti tersebut, bahkan tanpa visa penduduk.
Meskipun ada beberapa tantangan terkait permintaan properti baru yang terus meningkat dan regulasi ketat terkait sewa hunian seperti Airbnb, Jepang tetap berusaha untuk mengoptimalkan penggunaan rumah-rumah terbengkalai tersebut dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mendapatkan hunian yang terjangkau.
(Detik.com/Ekonomibisnis.com/Jawapos.com)