WONOGIRI – Cukup banyak warga Desa Slogoretno, Kecamatan Jatipurno, Wonogiri yang menggeluti usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Inilah yang disadari pemerintah desa (Pemdes) setempat, dengan mengoptimalkan program Kampung Literasi.
Sejumlah UMKM ikut mendongkrak perputaran perekonomian warga Desa Slogoretno. Mulai dari alat pengiris serbaguna, hingga produk makanan seperti olahan mete dan sebagainya. Potensi UMKM yang luar biasa ini, coba dioptimalkan pemdes setempat. Melalui program Kampung Literasi yang digulirkan sejak 2020 silam.
“Bagi banyak orang, saat mendengar istilah literasi, mungkin yang terpikirkan hanya soal buku atau bacaan. Padahal literasi itu maknanya sangat luas,” kata Kepala Desa (Kades) Slogoretno Suparmanto, Jumat (16/9).
Pria yang akrab disapa Manto itu menambahkan, program litarasi yang dijalankan cukup komplet. Mulai dari literasi baca tulis, literasi digital, literasi budaya, finansial, sains, dan sebagainya.
Nah, mendukung UMKM yang sudah ada, pemdes menjalankan literasi digital dan finansial. Literasi digital membantu warga, khususnya pelaku UMKM yang belum mengenal sistem marketing online. Supaya bisa menguasainya melalui berbagai pelatihan.
“Bagi pelaku UMKM yang sudah mengenal marketing online dan usahanya jalan, diberi literasi finansial. Kami beri pendampingan dan pelatihan tentang manajemen usaha,” jelas Manto.
Tak sendirian, pemdes menggandeng Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemen Kominfo). Termasuk Generasi Digital Indonesia (Gradasi), yang notabene organisasi penggerak literasi digital. Pemihakan diberikan melalui pelatihan, seperti pemanfaatan aplikasi Canva agar materi iklan produk UMKM bisa dikemas lebih menarik lagi.
Menurut kades, sudah banyak UMKM lokal yang penjualannya lumayan bagus. Namun tidak dibarengi manajemen usaha yang optimal. Maka dengan Kampung Literasi ini, diharapkan kian mendongkrak potensi UMKM.
“Kampung Literasi ini tidak cuma soal perpustakaan atau buku saja. Manfaatnya sangat luas. Kami mencoba mengubah mindset masyarakat, bahwa literasi itu sangat luas,” beber Manto.
Ke depan, pemdes berencana membantu para pelaku UMKM, khususnya yang memproduksi makanan olahan. Supaya memiliki branding produk. Karena selama ini, banyak olahan makanan yang laris manis di pasaran, namun belum memiliki izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), termasuk sertifikasi halal.
“Menurut saya, perizinan harus diurus. Karena sejumlah marketplace kini mengharuskan adanya izin edar. Ke depan akan kami optimalkan lagi. Jadi lebih enak bagi teman-teman dalam menjual produknya,” papar Manto. (al/fer/dam)