Viralkan Saja

28/09/2023 4:08 pm

Polusi Udara Tak Sehat, Dokter Paru Minta Masyarakat Indonesia Membatasi Aktivitas Luar Ruangan

Perhimpunan Dokter Paru minta masyarakat Indonesia batasi aktivitas luar ruangan
Perhimpunan Dokter Paru minta masyarakat Indonesia membatasi aktivitas luar ruangan (Foto: Freepik)

Viralkasaja.com – Profesor Tjandra Yoga Aditama, selaku Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, meminta agar masyarakat Indonesia, khususnya yang berada di Jakarta, untuk membatasi aktivitas di luar ruangan.

Hal ini disarankan mengingat tingkat polusi udara di beberapa daerah yang belakangan ini masuk dalam kategori tidak sehat.

“Tentu tidak ada batas waktu yang pasti, karena kita tidak tahu persis di lokasi kita berapa tingkat polutannya, bagaimana arah anginnya, hingga bagaimana kelembaban dan lainnya,” ujar Profesor Tjandra dikutip dari Antara (16/8/2023).

Tjandra menjelaskan jika daya tahan tubuh dan penyakit kronis pada seseorang menambah risiko terkena masalah kesehatan akibat paparan polusi udara.

Tjandra juga mengungkapkan pentingnya upaya maksimal dari Pemerintah dalam menurunkan kadar polutan udara seperti Nitrogen oksida (NOx), Ozon (O3), Karbon Monoksida (CO), dan terutama partikulat PM 2.5, yang merupakan partikel atmosfer dengan ukuran sekitar 2,5 mikron atau lebih kecil dari diameter rambut manusia.

Dalam konteks ini, Tjandra menjelaskan bahwa infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan salah satu dampak yang dapat terjadi.

ISPA dapat menyerang bagian atas dan bawah saluran pernapasan. Ia menambahkan bahwa dalam beberapa kasus kecil, ISPA yang tidak kunjung membaik dapat berkembang menjadi infeksi lebih parah seperti pneumonia.

Tjandra mengingatkan bahwa sebagian besar ISPA disebabkan oleh virus, sehingga penggunaan antibiotik tidak diperlukan. Pengobatan simtomatik, gaya hidup sehat, dan istirahat yang cukup sudah cukup untuk mengatasi ISPA.

Selain ISPA, Tjandra juga mengemukakan bahwa polusi udara dapat menyebabkan masalah kesehatan lain seperti batuk.

Ia menyarankan agar pasien batuk banyak minum air untuk membantu melunakkan dahak dan memudahkan pengeluarannya, sehingga saluran napas tetap bersih.

Tjandra menyarankan pemilihan obat yang sesuai dengan kebutuhan, seperti pengencer dahak, pengeluar dahak, dan penekan batuk kering.

Data WHO tahun 2019, polusi udara menyebabkan 6,7 juta kematian, dan polusi udara luar ruangan menyebabkan 4,2 juta kematian.

WHO secara tegas menyatakan bahwa polusi udara merupakan salah satu risiko lingkungan terbesar bagi kesehatan manusia.

Tjandra berpendapat, mengurangi polusi udara dapat menurunkan beban penyakit seperti stroke, penyakit jantung, kanker paru, serta ISPA di Indonesia dan negara lain . (ANT)

Follow Sosial Media Viralkansaja: InstagramTikTokYouTube