Viralkan Saja

28/09/2023 3:39 pm

Tekan Penyebaran DBD, Ratusan Ribu Bibit Nyamuk Wolbachia Disebar di Semarang

Viralkansaja.com – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin ikut dalam penyebaran ratusan ribu bibit nyamuk yang mengandung bakteri wolbachia di Kota Semarang. Upaya tersebut diharapkan dapat menekan penyebaran demam berdarah yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti.

Budi Gunadi menerangkan jika kasus demam berdarah masih tergolong tinggi di Indonesia, dengan mencapai 100 ribu-150 ribu per tahun dengan angka kematian yang mencapai antara 1.000-1.500 jiwa.

Bioteknologi yang digunakan pada program Wingko Semarang ini memanfaat bakteri bernama wolbachia yang dimasukkan ke dalam bibit nyamuk. Nantinya, nyamuk yang berpotensi menularkan demam berdarah ketika kawin dengan nyamuk berbakteri wolbachia akan mandul dan mengurangi penyebaran demam berdarah.

“Ini kita menggunakan bioteknologi untuk nyamuk yang berpotensi menularkan demam berdarah, kita buat agar nyamuk ini kasarannya mandul, lah, jadi dia tidak menularkan virus yang menyebabkan demam berdarah. Strategi keduanya kita sedang mempelajari, vaksinasi demam berdarah. Sehingga orangnya yang dibikin kebal,” ujar Budi Gunadi (30/5/2023).

Selain Kota Semarang, kota-kota yang menjadi daerah percontohan program penyebaran nyamuk berbakteri Wolbachia adalah Bandung, Bontang, Jakarta Barat, dan Kupang.

“Yang lima dibiayai Kemenkes itu, Kota Semarang, Jakarta Barat, Bontang, Kupang, dan Bandung. Nah, Semarang itu gercep sekali timnya. Ada Bu Wali Kota bu Kadinkes Jateng, ini cepat, jadi launching pertamanya di sini,” ujar Budi (30/5/2023).

Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menjadikan Kecamatan Tembalang sebagai target pertama dalam penyebaran bibit nyamuk wolbachia, hal ini dikarenakan ada 235 kasus demam dengue, serta 35 kasus demam berdarah dengue di wilayah tersebut.

“Mulai disebar sudah hari ini (Rabu), tadi ada sekitar 7.000 (ember). Akan disebarkan khusus di Tembalang karena di Tembalang khusus termasuk paling besar atau tinggi DBD-nya. Akan dievaluasi setelah enam bulan sebelum ke daerah lain,” terang Hevearita (30/5/2023).

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam menyebut jika Telur nyamuk tersebut diberikan ke masyarakat, namun tidak semua rumah mendapatkannya. Hal ini karena ada jarak yang telah ditentukan.

“Pemberian ini ada jaraknya jadi tidak setiap rumah. Mungkin tiga rumah dikasih 1 ember harapannya nyamuk yang sudah terbang bisa terbang ke tiga rumah. 60 persen dari telur itu bisa terbang itu sudah oke,” kata Hakam.

Pengembangan nyamuk dengan bakteri Wolbachia di Jateng ini dilakukan di laboratorium B2P2VRP di Salatiga saja. Maka dari itu produksinya masih terbatas.

“Laboratorium Salatiga bisa produksi 5 jutaan telur, yang dibutuhkan di Tembalang sekitar 2 jutaan setiap minggu. Karena satu-satunya yang bisa baru di Salatiga, makanya di Semarang baru di Tembalang,” pungkas Hakam.

Leave a Comment