Ribuan orang di Haiti mengalami krisis air bersih akibat gangguan distribusi yang dipicu protes kenaikan bahan bakar minyak (BBM) dan gas yang sudah berlangsung selama beberapa hari belakangan ini.
Penduduk di Port au Prince Richardson Adrien menyatakan akibat protes itu, ia dan ribuan warga lain kesulitan mencari air bersih .
“Kami mencarinya di mana-mana dan kami tak bisa menemukannya. Kami (sampai harus) memasukkan Clorox ke dalam air untuk bisa minum, Anda tak bisa menemukan air,” ucap Adrien seperti dikutip Reuters, Sabtu (17/8).
Segendang sepenarian dengan Adrien, Jeans-Denis Severe, penduduk Fort National, juga mengalami hal serupa. Ia mengatakan banyak orang harus menempuh perjalanan berkilo meter untuk sekadar mengisi ember dan botol.
“Saya tinggal di Fort National, karena ada blokade di negara ini, kami datang ke sini membeli air,’ kata Severe.
Ia kemudian berujar, “Jika bukan karena tempat-tempat ini kami akan mati kehausan.”
Haiti tengah bergejolak usai Perdana Menteri Ariel Henry menyatakan pemerintah tak sanggup lagi menyubsidi bahan bakar untuk warga. Di tengah krisis yang mendera negara ini, pemerintah kemudian menaikkan harga BBM dan gas.
Akibat kebijakan itu, harga solar dan minyak tanah di Haiti melambung nyaris dua kali lipat. Semula harga BBM sekitar 350 gourdes atau Rp45 ribu, dan kini mencapai 670 gourdes atau Rp85 ribu.
Karena masalah itu, gelombang protes di Haiti berlangsung sejak 4 hari lalu.
(nis/agt)